Rabu, 09 November 2011

Bagaimana Memilih Mainan Edukatif Buat Balita?


Saat ini banyak sekali beredar berbagai jenis mainan anak, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan. Namun terkadang mainan yang disuguhkan kurang memberikan faedah yang positif buat Balita itu sendiri. Karena usia Balita adalah usia yang sangat gampang untuk ‘dicekoki’ keterampilan dan pengetahuan. Sekadar mengingatkan saja, perkembangan otak anak di usia ini masuk dalam fase emas (the golden age) atau otak si kecil sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Karena itulah, stimulasi amat diperlukan. Semakin banyak stimulasi maka koneksi antar sarafnya semakin banyak terhubung.
Dan melalui Mainan, kita bisa menyisipkan sesuatu yang mendidik atau memberikan pengetahuan/keterampilan kepada Balita. Jadi Balita bisa bermain sekaligus belajar melalui Mainan mereka. Anak yang sudah akrab dengan mainan edukatif sejak dini, perkembangan kecerdasannya akan terlihat lebih maksimal. Ia lebih mampu berkonsentrasi, kreatif, serta tekun. Sementara yang tidak, biasanya akan lebih tertinggal dalam masalah intelektual. Anak-anak yang tidak diperkenalkan dengan mainan edukatif akan lebih sulit untuk belajar mengenai bentuk dan warna. Mereka juga tidak terbiasa untuk duduk tenang serta tekun. Hal ini dapat membuat anak menjadi sulit diarahkan untuk berkonsentrasi menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan nantinya.
Suatu jenis mainan dapat disebut sebagai Mainan Edukatif karena dapat merangsang daya pikir anak. Termasuk di antaranya meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dan memecahkan masalah. Tapi ngomong-ngomong, bagaimana membedakan mainan jenis ini dari mainan lainnya? Menurut  Dra. Mayke S. Tedjasaputra, M.Si. , psikolog perkembangan dari Fakultas Psikologi UI, yang juga terapis bermain, ada beberapa  hal yang menjadi syarat suatu Mainan dapat disebut Mainan Edukatif :
1.    Diperuntukkan bagi anak balita.
Yakni mainan yang memang sengaja dibuat untuk merangsang berbagai kemampuan dasar pada balita.

2.    Multifungsi.
Dari satu mainan bisa didapat berbagai variasi mainan sehingga stimulasi yang didapat anak juga lebih beragam.

3.    Melatih problem solving.
Dalam memainkannya anak diminta untuk melakukan problem solving . Dalam permainan pasel misalnya, anak diminta untuk menyusun potongan-potongannya menjadi utuh.

4.    Melatih konsep-konsep dasar.
Lewat permainan ini, anak dilatih untuk mengembangkan kemampuan dasarnya seperti mengenal bentuk, warna, besaran, juga melatih motorik halus.

5.    Melatih ketelitian dan ketekunan.
Dengan mainan edukatif, anak tak hanya sekadar menikmati tetapi juga dituntut untuk teliti dan tekun ketika mengerjakannya.

6.    Merangsang kreativitas.
Permainan ini mengajak anak untuk selalu kreatif lewat berbagai variasi mainan yang dilakukan. Bila sejak kecil anak terbiasa untuk menghasilkan karya, lewat permainan rancang bangun misalnya, kelak dia akan lebih berinovasi untuk menciptakan suatu karya, tidak hanya mengekor saja.

Lalu, apa saja sih sebenarnya manfaat dari Mainan Edukatif itu sendiri? Manfaatnya sebagai berikut :
·         Melatih kemampuan motorik.
Stimulasi untuk motorik halus diperoleh saat anak menjumput mainannya, meraba, memegang dengan kelima jarinya, dan sebagainya. Sedangkan rangsangan motorik kasar didapat anak saat menggerak-gerakkan mainannya, melempar, mengangkat, dan sebagainya.

·         Melatih konsentrasi.
Mainan edukatif dirancang untuk menggali kemampuan anak, termasuk kemampuannya dalam berkonsentrasi. Saat menyusun pasel, katakanlah, anak dituntut untuk fokus pada gambar atau bentuk yang ada di depannya -- ia tidak berlari-larian atau melakukan aktivitas fisik lain sehingga konsentrasinya bisa lebih tergali. Tanpa konsentrasi, bisa jadi hasilnya tidak memuaskan.

·         Mengenalkan konsep sebab akibat.
Contohnya, dengan memasukkan benda kecil ke dalam benda yang besar anak akan memahami bahwa benda yang lebih kecil bisa dimuat dalam benda yang lebih besar. Sedangkan benda yang lebih besar tidak bisa masuk ke dalam benda yang lebih kecil. Ini adalah pemahaman konsep sebab akibat yang sangat mendasar.

·         Melatih bahasa dan wawasan.
Permainan edukatif sangat baik bila dibarengi dengan penuturan cerita. Hal ini akan memberikan manfaat tambahan buat anak, yakni meningkatkan kemampuan berbahasa juga keluasan wawasannya.

·         Mengenalkan warna dan bentuk.
Dari mainan edukatif, anak dapat mengenal ragam/variasi bentuk dan warna. Ada benda berbentuk kotak, segiempat, bulat dengan berbagai warna; biru, merah, hijau, dan lainnya.

Dengan penjelasan di atas, kita sudah bisa memilih Mainan untuk Balita kita yang bisa memberikan manfaat yang positif, baik manfaat edukasi maupun interaksi sosial. Namun jangan sampai Balita hanya dijejali mainan edukatif. Namun perlu juga dibarengi dengan mainan jenis lainnya seperti boneka atau mobil-mobilan. Dan sebagai orangtua, kita harus tetap mendampingi Balita saat bermain, baik dengan mainan edukatif maupun mainan jenis lainnya.

PERMAINAN UNTUK ANAK 1 TAHUN.
Permainan untuk anak usia 1 tahunan adalah permainan yang sederhana dan tidak memerlukan waktu yang banyak dalam menyelesaikannya. Karena itu selalu dampingi anak saat bermain agar tidak bosan. Contoh permainan :
  • Permainan memasukkan benda ke dalam wadah atau menumpuk benda.
  • Mainan single puzzle.
  • Tuang-menuang air dari wadah yang lebih kecil ke wadah yang lebih besar.

PERMAINAN UNTUK ANAK 2 TAHUN.
Tingkatkan kesulitan permainan dibandingkan dengan permainan pada usia 1 tahun. Contoh : Puzzle berbentuk rumah-rumahan, buah atau binatang dengan 2-3 pecahan.

PERMAINAN UNTUK ANAK 2,5-3 TAHUN.
Di usia ini anak perlu belajar mengorganisasi bagian-bagian yang terpisah menjadi satu kembali, anak juga dituntut untuk mulai belajar tekun menggunakan berbagai kemampuannya untuk menyelesaikan masalah. Contoh :
  • Puzzle dengan kepingan yang lebih banyak dari Puzzle yang diberikan pada usia 1-2 tahun.
  • Permainan rancang bangun juga sudah bisa diberikan untuk merangsang koordinasi motoriknya. 

0 komentar:

Posting Komentar