Saat ini banyak sekali
beredar berbagai jenis mainan anak, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.
Namun terkadang mainan yang disuguhkan kurang memberikan faedah yang positif
buat Balita itu sendiri. Karena usia Balita adalah usia yang sangat gampang
untuk ‘dicekoki’ keterampilan dan pengetahuan. Sekadar mengingatkan saja,
perkembangan otak anak di usia ini masuk dalam fase emas (the golden age) atau
otak si kecil sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Karena itulah,
stimulasi amat diperlukan. Semakin banyak stimulasi maka koneksi antar sarafnya
semakin banyak terhubung.
Dan melalui Mainan, kita
bisa menyisipkan sesuatu yang mendidik atau memberikan pengetahuan/keterampilan
kepada Balita. Jadi Balita bisa bermain sekaligus belajar melalui Mainan
mereka. Anak yang sudah akrab dengan mainan edukatif sejak dini, perkembangan
kecerdasannya akan terlihat lebih maksimal. Ia lebih mampu berkonsentrasi,
kreatif, serta tekun. Sementara yang tidak, biasanya akan lebih tertinggal
dalam masalah intelektual. Anak-anak yang tidak diperkenalkan dengan mainan
edukatif akan lebih sulit untuk belajar mengenai bentuk dan warna. Mereka juga
tidak terbiasa untuk duduk tenang serta tekun. Hal ini dapat membuat anak
menjadi sulit diarahkan untuk berkonsentrasi menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan nantinya.
Suatu jenis mainan dapat
disebut sebagai Mainan Edukatif karena dapat merangsang daya pikir anak.
Termasuk di antaranya meningkatkan kemampuan berkonsentrasi dan memecahkan
masalah. Tapi ngomong-ngomong, bagaimana membedakan mainan jenis ini dari
mainan lainnya? Menurut Dra. Mayke S. Tedjasaputra, M.Si. , psikolog
perkembangan dari Fakultas Psikologi UI, yang juga terapis bermain, ada
beberapa hal yang menjadi syarat suatu
Mainan dapat disebut Mainan Edukatif :
1. Diperuntukkan
bagi anak balita.
Yakni mainan yang memang sengaja dibuat untuk
merangsang berbagai kemampuan dasar pada balita.
2. Multifungsi.
Dari satu mainan bisa didapat berbagai
variasi mainan sehingga stimulasi yang didapat anak juga lebih beragam.
3. Melatih
problem solving.
Dalam memainkannya anak diminta untuk
melakukan problem solving . Dalam permainan pasel misalnya, anak diminta untuk
menyusun potongan-potongannya menjadi utuh.
4. Melatih
konsep-konsep dasar.
Lewat permainan ini, anak dilatih untuk
mengembangkan kemampuan dasarnya seperti mengenal bentuk, warna, besaran, juga
melatih motorik halus.
5. Melatih
ketelitian dan ketekunan.
Dengan mainan edukatif, anak tak hanya
sekadar menikmati tetapi juga dituntut untuk teliti dan tekun ketika mengerjakannya.
6. Merangsang
kreativitas.
Permainan ini mengajak anak untuk selalu kreatif lewat
berbagai variasi mainan yang dilakukan. Bila sejak kecil anak terbiasa untuk
menghasilkan karya, lewat permainan rancang bangun misalnya, kelak dia akan
lebih berinovasi untuk menciptakan suatu karya, tidak hanya mengekor saja.
Lalu, apa saja sih
sebenarnya manfaat dari Mainan Edukatif itu sendiri? Manfaatnya sebagai berikut
:
·
Melatih kemampuan motorik.
Stimulasi untuk motorik halus diperoleh saat
anak menjumput mainannya, meraba, memegang dengan kelima jarinya, dan
sebagainya. Sedangkan rangsangan motorik kasar didapat anak saat
menggerak-gerakkan mainannya, melempar, mengangkat, dan sebagainya.
·
Melatih konsentrasi.
Mainan edukatif dirancang untuk menggali
kemampuan anak, termasuk kemampuannya dalam berkonsentrasi. Saat menyusun
pasel, katakanlah, anak dituntut untuk fokus pada gambar atau bentuk yang ada
di depannya -- ia tidak berlari-larian atau melakukan aktivitas fisik lain
sehingga konsentrasinya bisa lebih tergali. Tanpa konsentrasi, bisa jadi
hasilnya tidak memuaskan.
·
Mengenalkan konsep sebab akibat.
Contohnya, dengan memasukkan benda kecil ke
dalam benda yang besar anak akan memahami bahwa benda yang lebih kecil bisa
dimuat dalam benda yang lebih besar. Sedangkan benda yang lebih besar tidak
bisa masuk ke dalam benda yang lebih kecil. Ini adalah pemahaman konsep sebab
akibat yang sangat mendasar.
·
Melatih bahasa dan wawasan.
Permainan edukatif sangat baik bila dibarengi
dengan penuturan cerita. Hal ini akan memberikan manfaat tambahan buat anak,
yakni meningkatkan kemampuan berbahasa juga keluasan wawasannya.
·
Mengenalkan warna dan bentuk.
Dari mainan edukatif, anak dapat mengenal ragam/variasi
bentuk dan warna. Ada benda berbentuk kotak, segiempat, bulat dengan berbagai
warna; biru, merah, hijau, dan lainnya.
Dengan penjelasan di atas,
kita sudah bisa memilih Mainan untuk Balita kita yang bisa memberikan manfaat
yang positif, baik manfaat edukasi maupun interaksi sosial. Namun jangan sampai
Balita hanya dijejali mainan edukatif. Namun perlu juga dibarengi dengan mainan
jenis lainnya seperti boneka atau mobil-mobilan. Dan sebagai orangtua, kita
harus tetap mendampingi Balita saat bermain, baik dengan mainan edukatif maupun
mainan jenis lainnya.
PERMAINAN UNTUK ANAK 1
TAHUN.
Permainan untuk anak usia 1
tahunan adalah permainan yang sederhana dan tidak memerlukan waktu yang banyak
dalam menyelesaikannya. Karena itu selalu dampingi anak saat bermain agar tidak
bosan. Contoh permainan :
- Permainan memasukkan benda ke dalam wadah atau menumpuk benda.
- Mainan single puzzle.
- Tuang-menuang air dari wadah yang lebih kecil ke wadah yang lebih besar.
PERMAINAN UNTUK ANAK 2 TAHUN.
Tingkatkan kesulitan
permainan dibandingkan dengan permainan pada usia 1 tahun. Contoh : Puzzle berbentuk
rumah-rumahan, buah atau binatang dengan 2-3 pecahan.
PERMAINAN UNTUK ANAK 2,5-3
TAHUN.
Di usia ini anak perlu
belajar mengorganisasi bagian-bagian yang terpisah menjadi satu kembali, anak
juga dituntut untuk mulai belajar tekun menggunakan berbagai kemampuannya untuk
menyelesaikan masalah. Contoh :
- Puzzle dengan kepingan yang lebih banyak dari Puzzle yang diberikan pada usia 1-2 tahun.
- Permainan rancang bangun juga sudah bisa diberikan untuk merangsang koordinasi motoriknya.
0 komentar:
Posting Komentar